Resensi Novel Let's Sing With Me



Doc. Kabar Madura, 5 Februari 2020

Belajar Berjuang untuk Mencapai Impian

Judul               : Let’s Sing With Me
Penulis            : Muthia Fadhila
Terbitan         : Pertama, 2019
Penerbit         : Dar! Mizan
Tebal              : 156 halaman
ISBN                : 978-602-420-880-6
Peresensi       : Agustin Handayani

Seperti kisah KKPK yang lain, seri cerita yang satu ini mengangkat sebuah kisah perjuangan seorang siswa untuk meraih impiannya. Seri deluxe ini terdiri dari dua cerita dengan kisah yang sama-sama menggugah hati dengan masalah masing-masing. Sama-sama mengangkat tentang impian, penulis menjabarkan setiap kisah dengan pembawaan yang ringan. Bagaimana sebuah impian yang harus diusahakan untuk menjadi nyata. Bagaimana penulis juga memberikan sebuah gambaran bahwa merutuki nasib tidak akan membuahkan hasil apa pun, kecuali kesedihan. Maka, buku deluxe ini, seakan memberikan lampu pada kelamnya keputusasaan itu sendiri.

Kisah pertama dibuka dengan judul Let’s Sing With Me. Kisah pertama yang kebetulan juga diambil menjadi judul buku ini. Dalam kisah pertama, kita akan berkenalan dengan seorang anak bernama Clarissa Riyadi yang sangat menyukai semua hal berbau K-Pop. Hobinya yang paling utama adalah menyanyi. Hampir di setiap waktu, dia selalu bersenandung lagu K-Pop kesukaannya. Kisah dimulai dengan kepindahannya ke Indonesia untuk merawat sang nenek yang sedang sakit.

“Ketika aku tidak menemukan tempat yang kubutuh, ketika aku tersesat dalam badai, mereka memberiku cinta dan keberanian yang tidak pernah berubah. Aku menyampaikan terima kasihku kepada mereka.” –Hal. 68

Setibanya di Indonesia, rentetan kejadian yang menyedihkan datang padanya. Seakan mendorongnya untuk jatuh semakin dalam. Clarissa yang hampir menyerah dengan takdirnya, berusaha bangkit dan mulai menatap hidupnya yang baru. Dia seakan sadar bahwa dia tidak pernah sendiri. Selalu ada yang mendukungnya dari jauh. Karena itu, Clarissa menunjukkan kelebihannya dalam bernyanyi. Sesuatu yang menjadi kesukaannya sejak dulu. Dia seakan membuktikan bahwa dalam sebuah kekurangan, terdapat kelebihan yang luar biasa dan dimiliki oleh semua orang.

Sedangkan dalam kisah kedua, dengan judul Little Ballerina. Kita akan dikenalkan dengan siswi-siswi yang bersekolah khusus tari ballerina. Meggy, seorang siswi yang baru pulang dari Singapura untuk mengikuti sebuah pertandingan Ballerina dunia. Dia berhasil membawa nama baik sekolah dan membanggakan negara. Bahkan selang beberapa hari setelahnya, dia kembali menjadi perwakilan sekolah untuk mengikuti Singapore Championship. Ajang perlombaan dunia yang diikuti oleh hampir semua negara.

Sikap Meggy yang terus berjuang untuk meraih apa yang dia kerjakan sekarang, adalah bentuk sikap pantang menyerah meski banyak hal yang menghalangi. Misal, banjir saat latihan, atau tersesat saat di perlombaan. Dia terus berusaha untuk memberikan hasil yang memuaskan.

Dua kisah yang sama-sama mengajarkan kita berjuang untuk menunjukkan keahlian yang dimiliki. Kedua kisah yang ditulis dengan pembawaan ringan dan sangat pas dibaca oleh anak-anak ini memiliki banyak hikmah dan amanat di dalamnya. Dan diharapkan semua yang membaca kisahnya menjadi termotivasi dan meneladani amanatnya.

Probolinggo, 20 Januari 2020

Agustin Handayani. Anggota FLP Probolinggo dan aktivis literasi kota.


1 comment:

  1. Lucky 88 Casino and Sportsbook - JT Hub
    JTG offers an interactive 군포 출장안마 sportsbook 전라남도 출장샵 experience. There are no blackout periods, 의왕 출장안마 JTG has the ability to 광주광역 출장마사지 get 영천 출장안마 you the ability to bet on sports.

    ReplyDelete

Resensi Novel Ikan Kecil

Radar Madura, 16 Maret 2020 Menerima Takdir dan Belajar Kesabaran dari Cobaan Judul               : Ikan Kecil Penulis...