Doc. Kabar Madura
9 September 2019
Misteri Teror 29 Maret 1895
Judul
: Diary of March Extended
Version
Penulis
: Fransisca Intan
Penerbit
: Fantasteen, Mizan
Terbitan
: Cetakan Pertama, 2019
Halaman
: 256 halaman
ISBN
: 978-602-420-779-3
Peresensi
: Agustin Handayani
Diary
of March Deluxe adalah novel Fantasteen
gabungan dari Fantasteen terbaik Diary of Mrach dan Diary of March; The Final
Truth. Sebuah novel Fantasteen yang membawa kita untuk memecahkan misteri
sebuah pembunuhan yang terjadi di sebuah sekolah pada dua abad silam. Meski
begitu, terror dan misterinya tetap terasa hingga sekarang. Bersama dengan Alex
dan teman-temannya, novel ini akan mebawa kita ke dalam alur yang melompat dan
menengangkan untuk diikuti.
“Ini rahasia terbesarku. Jangan dibaca. Atau, terror dan malapetaka akan mengikutimu. -Ginny Adelaide Tan.” –Hal, 9
Harvetown
Senior High School dengan segala misteri dalam asramanya. Lorong misterius,
kamar kosong, dan pohon beringin. Semua hal yang mengandung misteri dan hal-hal
yang mistis. Mitos yang diawali sejak rumor kematian seorang guru musik piano
yang dibunuh dengan keji oleh orang-orang dengan tuduhan telah membunuh siswanya
sendiri.
Ada
banyak tempat misteri yang menjadi larangan untuk didekati. Sebutlah lorong
misterius. Di mana sosok guru bernama Ginny dibunuh dengan sadis oleh
orang-orang. Di sana, semua murid yang melewati lorong itu sendirian atau
berjumlah ganjil, maka akan mengalami nasib yang tragis. Hantu Ginny akan
membunuhnya dengan pisau.
Rumor
dari dua abad yang lalu dan bertahan hingga saat ini. sebenarnya ini bukan saja
rumor, karena kenyataannya terror itu memang nyata terjadi di antara para siswa
di Harvetown ini. pada zaman sekarang, semua ini dimulai saat Alex menemukan
sebuah diary usang di perpustakaan bawah tanah. Dari sana, ia mulai mengalami
hal-hal yang tidak menyenangkan. Ada seorang hantu wanita yang tampak marah dan
selalu menerornya. Hingga saat ia sadar bahwa terror itu akibat ia membaca
diary miliki Ginny.
Meski
Alex membuang diary tersebut, nyatanya takdir seakan telah menggariskan
hari-harinya untuk membongkar misteri tersebut. Terbukti dengan ia dan kelima
sahabatnya yang tersesat ke masa lalu
saat pertama kali penyebab terjadinya terror tersebut.
Alex
dan sahabat-sahabatnya menyaksikan dengan kepala mereka sendiri bagaimana
seorang Ginny yang dituduh membunuh siswanya sendiri. Padahal, itu hanya sebuah
dusta yang dilimpahkan pada dirinya. Hingga sebuah dusta yang tidak bisa
diungkapkan kebenarannya sampai orang-orang keji itu termakan amarah dan
membuuhnya dengan sadis. Dendam dan sakit hati membuat Ginny akhirnya
gentayangan dan menghuni lorong sekolah di mana ia dibunuh dan dimakamkan
dengan tak layak.
Dari
saat itu, setiap ada siswa yang sendirian atau berjumlah ganjil melewati lorong
tersebut akan dibunuh oleh hantu Ginny. Bahkan para siswa pun tidak boleh
mendekati pohon beringin di mana makan Ginny saat itu. Teror yang benar-benar
sadis dan sangat menakutkan.
“Jangan sembunyikan kebenaran, ungkapkanlah….” –Hal, 212
Dengan
suara piano itu Alex dan kelima sahabatnya seakan melakukan perjalanan waktu
dan menjadi saksi bagaimana kejadian yang sesungguhnya. Hingga dengan takdir
yang sudah digariskan itulah, mereka seakan menjadi kunci dan saksi untuk
mengungkapkan misteri sekolah dan kematian guru music tersebut.
Novel
yang benar-benar menegangkan dan menakutkan. Itulah kalimat pertama yang akan
kita kemukakan setelah mengikuti akur ceritanya. Bagaiaman terror dan setting
tempat yang seakan-akan nyata dan membawa pembaca seakan ikut merasakan
perjalan waktu dan bertemu sosok Ginny.
Antara
ingin berhenti dan melajutkan. Mungkin itulah kelebihan novel ini. Berhenti
karena mungkin kisahnya benar-benar berhasil membuat bulu kuduk berdiri, tapi
tetap ingin melanjutkan sampai akhir di mana kita tahu bagaiamana kisah
tersebut akan berakhir.
Dalam
novel ini, Fransisca sebagai penulis juga memberikan beberapa cerpen karyanya
yang juga membahas sebuah misteri atau kekuatan supranatural yang meski dengan
alur singkat, tapi tetap bisa menarik untuk dibaca.
Misteri,
teor, hantu gentayangan, kebenaran, dan kebencian. Kata-kata kunci yang selalu
kita temukan bagaimana kisah ini berakhir. Novel yang tidak bisa dibilang
ringan, tapi juga nyaman dibaca. Sepertinya saat membaca, pastikan kalian tidak
dalam ruang yang kosong atau sendirian. Dan jangan pernah membaca diary
seseorang tanpa izin atau hal buruk akan terjadi.
Probolinggo, 10 Mei 2019
Agustin
Handayani. Mahasiswa Ilmu Komunikasi yang aktif dalam literasi kota. Anggota
FLP Probolinggo dan KomunLis Probolinggo.
No comments:
Post a Comment