Judul
buku
: Sweetly Broken
Penulis : Dadan Erlangga
Editor : Irna Permanasari
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : pertama, 2018
Tebal buku : 256 hlm; 20 cm
ISBN : 978-602-03-8196-1
Penulis : Dadan Erlangga
Editor : Irna Permanasari
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : pertama, 2018
Tebal buku : 256 hlm; 20 cm
ISBN : 978-602-03-8196-1
BLURB:
Pengalaman patah hati hingga berdarah-darah, membuat Lara Doris Hartono menutup hati dan menetapkan aturan konyol saat bertemu pria tampan, bersikap dingin dan tak peduli serta jangan pernah menunjukkan kekaguman dan ketertarikan sedikit pun.
Namun, saat pertama kali bertemu Dias Adji Nugroho, Lara nyaris melanggar aturan tersebut. Padahal, ia pernah bersumpah akan menghajar pria itu karena tayangan di akun Instagram Dias yang menjelek-jelekkan wedding organizer milik Lara. Sekuat apa pun mengelak, Lara mendapati dirinya luluh dalam dekapan kokoh pria itu.
Ketika Lara sedang menikmati kebahagiaan bersama Dias, seseorang dari masa lalunya muncul. Aryoza Megantara, mantan terindah semasa SMA yang tak pernah benar-benar meninggalkan sudut hatinya.
Untuk kali ini saja, Lara tergoda untuk meraih kembali apa yang pernah hilang dari masa lalunya bersama Yoza. Namun, apakah itu sepadan jika harga yang akan ia bayar adalah kehilangan Dias untuk selamanya...?
Resensi
:
berbicara tentang
makna patah hati termanis adalah jika setelahnya kita bisa bertemud engan cinta
yang lebih baik dan bisa mengobati luka lama dengan luapan kasih sayang. Seperti
yang dikisahkan dalam novel motropop ini. Penulis yang berjenis kelamin lelaki –Dadan
Erlangga- sangat berani mengambil sudut pandang pertama sebagai tokoh Lara
dalam novelnya. Seperti yang kita ketahui bahwa cara berpikir antara wanita dan
lelaki jelas berbeda. Lelaki yang cenderung logis dan wanita yang lebih
dramatis. Dan saat kita tahu bahwa penulis bisa masuk ke dalam pikiran toloh
wanita, saya benar-benar salut pada gaya penyampaiannya.
“Setiap orang pernah tolol sebelum menjadi lebih pintar dan tangguh.” – hal. 11
Bagi Lara, ada
banyak prinsip yang harus ia jaga saat berhubungan dengan lelaki. Terutama prinsip
harga diri. Memiliki masalah cinta yang rumit saat remaja hingga sebuah rahasia
yang masih tersusun rapat, sekarang Lara lebih berhati-hati untuk meletakkan
hatinya pada lelaki. Dan saat pertama kali ia mengenal Dias, lelaki yang sangat
tampan dengan senyum manis, sata itulah Lara seakan kehilangan control dirinya.
Hatinya seakan bertindak semaunya hingga prinsip yang ia susun dengan matang
tak berarti apapun. Dan menurut Zaky dan Nana –sahabat Lara- Dias sudah menaruh
hati padanya saat pertama kali bertemu. Meski awalnya perkenalan mereka tidak baik
yang dibumbui dengan drama, akhirnya mereka bisa menjadi sepasang teman meski
dalam diam-diam menyimpan segenap perasaan.
“Curhat itu kebutuhan psikologis menusia yang harus terpenuhi untuk tetap menjaga kewarasan jiwa.” –Hal. 82
Sisi persahabatan
yang disajikan oleh Nana dan Lara benar-benar bisa menjadi bahan renungan dan
contoh untuk semua orang. Bagaimana kita yang harusnya bertindak pada
orang-orang terutama sahabat. Saling berbagi dan keluh kesah bukan berarti kita
lemah, hanya saja itu adalah kebutuhan. Seperti yang dilakukan Lara saat ia
bertemu kembali dengan mantan pacar terindahnya saat SMA. Pertemuaan mereka
benar-benar tidak menyenangkan. Karena Yoza yang ternyata sedang menyiapkan
pernikahannya dengan Clara 6 bulan lagi. Dan sebagai bentuk profesionalitas,
Lara menerima tawaran untuk menjadi WO dari pasangan tersebut. Meski setiap
hari, semua terasa berat untuk Lara. Tak bisa ia bohongi bahwa masih ada rasa
cinta dan cemburu secara bersmaan saat melihat Clara yang sangat mersa pada
Yoza. Sementara kehadiran Dias, sejenak tiada arti bagi Lara.
Dan saat rahasia
terkuak tentang masa lalu Yoza, Lara dan keluarga masing-masing, Lara sempat
berpikir apakah ini takdirnya untuk bersama lagi dengan Yoza? Tapi, bagaimana
dengan Dias yang selalu bisa menenangkan hatinya?
“Mungkin itu yang namanya takdir. Sekeras apapun kita berusaha menghindar, pada akhirnya takdir akan menemui kita sesuai ketetapan-Nya.” Hal. 105
Dan terakhir,
novel ini sangat memiliki tingkat keseruan yang sangat bagus. Pembaca mendapatkan
banyak pengetahuan tentang music, WO dan beberapa ilmu fotografi dari
masing-masing peran. Bisa dikatakan, Dadan berhasil dan sukses dalam menulis
novel ini. Ditambah dengan kata-kata puitisnya, cinta dan patah hati memang
menjadi dua sisi tangan yang selalu bersama.
Probolinggo, 20
Februari 2019
Terimakasih atas shrean refenrensi bukuny :)
ReplyDelete