Resensi Perfect Competition


Doc. Kabar Madura, 16 Mei 2019

Kompetisi Tiada Akhir

Judul                : Perfect Competition
Penulis             : Sekar Aruna
Penerbit           : Grass Media
Terbitan          : Cetakan Pertama, Februari 2019
Halaman         : 369 Halaman
ISBN               : 978-623-7078-01-2
Peresensi         : Agustin Handayani

Masa depan bukan pengulangan dari masa lalu. Masa depan adalah bentuk sebuah remidi atau perbaikan dari masa lalu dan masa sekarang. Itulah bagaimana seharusnya kita menyikapi kata masa depan itu sendiri. Novel Perfect Competition karya Sekar Aruna ini juga mengungkit sebuah hubungan antara masa depan dan masa lalu yang dialami oleh Naga dan Vara. Sepasang kekasih di masa lalu yang kembali bertemu di masa depan.

“Selain gaji, ternyata topik mantan termasuk dalam kategori pembicaraan sensitif, ya.” –Hal. 150

Nagara Anggasta dan Isvara Tanisha adalah sepasang kekasih di masa lalu. Hubungan yang rumit  kerena keduanya memiliki sifat yang sama-sama dominan. Mereka sama-sama memiliki jiwa kepemimpinan yang selalu ingin menang. Setidaknya itulah yang terjadi antara keduanya selama menjalin kasih. Hingga, baik Vara dan Naga sama-sama memilih mengakhiri hubungannya. Namun, mengakhiri hubungan, bukan berarti mengakhiri perasaan. Naga yang sadar bahwa cintanya hanya untuk Vara, berusaha membuat Vara kembali lagi padanya.

Vara sadar bahwa mereka berdua tidak cocok. Tidak ada yang ingin mengalah di antara masing-masing. Naga dan Vara sama-sama egois. Hingga Vara memutuskan untuk membuat perjanjian konyol dengan Naga; berkompetisi dan memenangkan segala hal. Jika Naga mampu mengalahkannya, Vara berjanji akan kembali pada lelaki tersebut. Itulah reward dari semua kompetisi yang akan mereka hadapi.

Hingga kisah mereka terjeda saat Vara menghindari Naga setelah hari kelulusan dan juga mengganti nomer kontaknya. Kesalahan Naga membuat Vara mundur dan enggan bertemu dengan lelaki itu kembali. Namun, siapa yang tahu dengan takdir dan waktu. Setelah mereka sama-sama bekerja dan menginjak umur tiga puluhan, mereka bertemu kembali dengan keadaan yang sama-sama panas. Kambali berkompetisi merebutkan kursi jabatan.

“Kadang, sisi lain dari seseorang laki-laki membuat perempuan memutuskan memberikan kesempatan kedua walaupun pernah tersakiti.” –Hal. 273

Naga dan segala gombalan serta sikapnya yang tidak pernah serius. Hal itulah yang membuat Vara enggan kembali pada Naga. Apalagi kesalahan Naga di masa lalu benar-benar membuatnya kapok dan tidak mau kembali dibodohi lelaki tersebut. Naga adalah orang yang picik, menghalalkan segala cara agar apa yang dimaunya dapat dicapai. Meski begitu, Vara merasa Naga belum memiliki sifat tanggung jawab. Tak jarang Naga kabur dari tanggung jawab yang lagi-lagi membuat Vara semakin membenci Naga.

Kompetisi yang tidak akan pernah berakhir di antara Naga dan Vara. Bagaimana Naga yang berhasil mendapatkan posisi tersebut, Naga yang mendominasi Vara dan membuat wanita itu tunduk saja dalam perintah Naga. Meski begitu, dari semua sifat menyebalkan Naga, Vara akui bahwa masih ada perasaan yang mengisi ruang kosong di hatinya. Perasaan yang hanya tertuju untuk Naga. Meski ia sudah berusaha move on dan mencari pengalihan dari perasaannya, tapi selalu berakhir dengan tidak memuaskan.

Dari novel ini, sebenarnya ada beberapa hal yang dapat kita petik. Terutama arti dari sebuah kejujuran. Dari kejujuran, kita mendapatkan kepercayaan yang pastinya harus dijaga. Dilihat dari bagaimana Vara yang tidak mudah percaya lagi pada Naga meski lelaki itu sudah berusaha menjelaskan dan minta maaf. Bukan itu saja, kita diajarkan untuk berani memulai dan tidak hanya melihat seseorang dari kovernya saja. Meski Naga selalu bertingkah kekanakan dan menyebalkan, ada sisi Naga yang dewasa dan belum diketahui Vara. Naga bisa bersikap gentle dengan menghampiri ayah Vara dan meminta restu. Bahkan ia meminta maaf atas semua kesalahannya di masa lalu.

Dan dari semua kompetisi yang didapatkan Naga, mendapatkan hati Vara adalah sebuah kompetisi yang paling berat menurutnya. Karena kesalahan masa lalu harus ia perbaiki di masa depan.

Sisi romansa percintaan yang dibalut dengan kompetisi. Novel Perfect Competition ini juga mengusung komedi yang membuat kita tidak akan bosan dan jenuh. Kisah romansanya pun tidak terkesan kacangan.
Probolinggo, 4 Mei 2019

Profil Peresensi
Agustin Handayani. Seorang mahasiswa dan nggota FLP Probolinggo. Aktivis literasi kota yang sekarang berusaha menyelesaikan novelnya. 

No comments:

Post a Comment

Resensi Novel Ikan Kecil

Radar Madura, 16 Maret 2020 Menerima Takdir dan Belajar Kesabaran dari Cobaan Judul               : Ikan Kecil Penulis...