Keajaiban sebagai Buah Kesabaran
Judul
: I Am Sarahza
Penulis
: Hanum Salsabiela Rais &
Rangga Almahendra
Penerbit : Republika Penerbit
Cetakan
: Cetakan I, April 2018
Halaman
: vi+370 Hlm
Peresensi
: Agustin Handayani
Lahirnya
novel I Am Sahraza adalah bentuk sebuah rasa syukur yang tidak terkira dari
pasangan paling fenomenal ini. Sebuah karya sastra yang membuat siapapun tahu
bagaiama titik perjuangan dari pasangan suami isteri ini dalam menghadapi
seluruh cobaan dari Tuhan. Rasa yang dipasang surutkan, jatuh dan bangun,
hingga Tuhan tetap memberikan janjinya sebagai buah dari kesabaran.
Berbicara
tentang Hanum dan Rangga, maka kita juga teringat tentang pasangan penulis yang
telah mencetak banyak sekali novel best seller dan berhasil di filmkan dengan
sangat memukau. Ternyata, dari semua itu, kehadiran I Am Sahraza juga tak kalah
memukau dari novel sebelumnya. Pasangan ini memberikan jejak rekam bagaimana
kisah perjalanan cinta mereka hingga semua cobaan yang dilalui.
Hanum
dan Rangga adalah sosok yang perjalanan hidupnya memang tidak semulus yang
dibayangkan orang. Terlepas dari mereka yang termasuk keluarga Amin Rais, atau
penulis terkenal, nyatanya mereka sama dengan orang kebanyakan yang juga
mengalami gonjang ganjing dalam bahtera rumah tangganya. Bedanya di sini
adalah, bukan dari pihak ketiga, melainkan sebuah harapan pelengkap keluarga,
yaitu anak.
“Takdir
Tuhan memang tidak bisa dilukiskan hanya dengan sebaris kata ‘indah’. Atau
sempurna sekalipun.”- Hal. 348
Tuhan
sudah berjanji akan ada buah dari kesabaran umatnya, itu yang dipegang oleh
Hanum dan Rangga. Sosok Rangga yang sangat sabar dna telaten memberikan nasehat
pada Hanum benar-benar membuktikan betapa taatnya Rangga pada Tuhan dan
cintanya ia pada sang isteri. Ia percaya dengan janji Tuhan. Meski kadang
cobaan yang datang sempat membuatnya sedih dan kecewa, berkali-kali lagi Rangga
mengingatkan diri pada sang Pencipta.
Program
kehamilan, bayi tabung, hingga cara-cara tradisional lainnya sudah mereka lalui
untuk mendapatkan keturunan. Padahal, teman-teman mereka bahkan saudara sudah
dikarunia anak. Hanya mereka yang masih
tertatih mencoba dan bahkan mengalami banyak kegagalan. Bahkan saat tuba Falopi
Hamum harus diangkat sebelah, hal itu menjadi penurun semangat mereka. Ada rasa
kecewa dan frustasi yang Hamum rasakan pada Tuhan. Ia mulai hitung-hitungan
pada Tuhan dan benar-benar kecewa. Hanum mengalami depresi karena banyaknya
kegagalan yang ia terima. Namun, sosok suami memang sangat membantu dan selalu
setia berada di dekat Hanum agar tak berlarut dalam kesedihan.
“Keberuntungan
akan selalu berpihak pada mereka yang memelihara kesabaran. Kebahagiaan akan
selalu tergoda mendatangi mereka yang bersyukur. Sesuai janji Tuhan, ia
melunasi permohonan hamba-Nya yang tak bosa menengadahkan tangan.” – Hal. 348
Pengorbanan
dan perjuangan sosok seorang Ibu memang tidak pernah bisa kita pungkiri. Saat
Hanum sudah berada di titik terendah dari perjuangannya, semangat dari sang ibu
membuatnya bangkit. Kedua orang tua yang selalu mendukung dan berada di
belakang Hanum membuat mereka bersyukur. Apalagi pengorbanan Amin Rais dan sang
isteri yang langsung terbang ke Surabaya untuk mendaftarkan program bayi tabung
yang entah sudah keberapa kalinya, bisa membangkitkan haru dalam diri kita
masing-masing.
Novel
I am Sahraza adalah kado terindah untuk sosok bayi mungil yang sudah dinantikan
pasangan ini selama 11 tahun. Dengan sebuah kesabaran dan tawakal, mereka terus
berusaha hingga benar-benar dikabulkan oleh Tuhan.
Novel
yang memang sangat cocok untuk kita semua. Bukan hanya bagi pasanagn suami
isteri yang sedang menunggu anak, melainkan semua orang yang tengah ditimpa
musibah. Dari rekam perjalan mereka, kita bisa belajar bahwa ujian seberat
apapun akan selalu Tuhan bayar dengan setimpal dengan hadiahnya. Tidak ada
ujian yang Cuma-Cuma, semua sudah tertulis dalam takdirNya. Ujian itulah yang
menjadi parameter keimanan ciptaanNya. Kesabaran, itulah kunci utama.
Probolinggo,
15 April 2019
Biodata
Penulis
Agustin
Handayani. Penulis kelahiran Probolinggo yang aktif di dunia literasi. Termasuk
anggota FLP Probolinggo
No comments:
Post a Comment