Resensi Hallo, April




Mengakrabi Sisi Remaja dan Pesahabatan

 Judul               : Halo, April
Penulis             : Kejora Anaphalisa
Penerbit           : Bhuana Sastra
Terbitan          : Cetakan Pertama, 2018
Halaman         : 210 Halaman
Peresensi         : Agustin Handayani
Dunia remaja dan segala konfliknya memang sangat menarik untuk diikuti perkembanganya. Di mana emosi yang belum stabil, labil, dan pencarian arti hidup. Rupanya Kejora Anaphalisa juga datang dengan novel terbarunya yang mengusung genre remaja dengan kaca matanya sendiri.
Awalnya mungkin kita akan bertanya-tanya apa maksud dari judul Halo April? Sedangkan tokoh utama dalam cerita ini adalah Citra. Seorang gadis seperti kebanyakan. Sepintas, tidak ada yang istimewa dari Citra sendiri. Hanya pelajar yang menyukai dunia komik, memiliki seorag sahabat bernama Rima dan musuh bernaa Mika. Hingga saat kita mengikuti jejak rekam perjalana Citra sebelumnya, maka Halo April bisa disebut sebagai tanda kesialan bagi Citra.
April seakan memberikan nasib buruk baginya. Mulai dari kedua orang tuanya yang meninggal di minggu pertama bulan tersebut, lelaki yang ia cintai lebih memilih sahabat dekat Citra yang juga menjadi tetangganya, dan kehadiran Tegar yang selalu mempermalukkannya. Sangat komplit dan terlalu rumit. Namun, begitulah kisah remaja yang memang bisa diibaratkan sebuah lautan dengan gelombang tinggi. Masa-masa bergejolakan emosi.
Cerita ini diawali dengan sebuah kontes cerita bergambar yang ingin Citra ikuti hingga memaksanya mendekati Rajab, seorang lelaki pendiam di kelasnya dan tak begitu mencolok. Rajab hanya lelaki yang masuk ke dalam jajaran siswa baik-baik dan jarang neko-neko hingga Citra pun berinteraksi hanya seperlunya saja. Terutama karena kepentingan kompetisinya ini. Dari sana, terciptalah sebuah kedekatan secara tak langsung antara mereka. Padahal saat itu, Rima yang tak lain adalah sahabat dari Citra sangat mencintai Rajab hingga berbuat hal yang nekat hanya untuk membuat Rajab melihatnya.
“Gue Cuma ngelihat orang yang pantas diliht aja, sih. Lo kurang beruntung. Maaf-maaf aja, ya!” –Hal, 8
Tegar, lelaki yang selalu ingin dijauhi oleh Citra. Bagaimanapun berdekatan dengan Tegar seakan memicu kesialannya semakin sering datang. Namun, siapa sangka, semakin dijauhi, Tegar malah seakan mendekatinya dengan sengaja. Semakin seru saat Tegar memberikan sebuah perhatian-perhatian kecil yang belum disadari oleh Citra, tapi disadari oleh temannya yang lain.
“Saat kamu membalas perlakuan orang lain, kamu nggak ada bedanya dengan orang yang membuat kamu sakit hati.” –Hal 193
Karena cinta, semua bisa berubah. Bukan hanya dari sisi baik, ternyata cinta bisa membuat seorang sahabat seperti Rima malah balik menikam Citra dengan sadis. Rima bermetamorfosis membencinya hanya karena mengira Citra merebut Rajab darinya. Tanpa mau mendengarkan penjelasan dari Citra, Rima dan teman sekelas langsung memusuhi Citra dengan sadis hingga Citra kerap enggan sekolah lagi.
Di tengah cerita inilah Kejora seakan menjelaskan asal muasal semua masalah ini. Mulai dari awal permasalahn Citra dan Mika yang sebelumnya adalah sahabat dan juga tetangga dekat. Ternyata penyebab perpecahan mereka juga karena cinta. Citra mencintai Rui, tapi Rui lebih memilih Mika. Dan baik Tegar dan Rajab sama-sama memiliki sebuah rahasia untuk Citra.
Bagaimana novel Halo April ini berjalan, benar-benar membuat kita menikmati semua jalanan kisahnya. Baik kisah Mika yang beramibisi dengan cita-citanya, Rajab yang selalu mendukung Citra, dan Citra yang berusaha kuat dan bertahan diri.
Banyak pesan moral yang bisa dipetik dari novel ini. Apalagi kisah cinta di masa remaja kadang bisa menjadi pendukung kesuksesaan, tapi tak pelak juga bisa menjadi bumerang kegagalan. Lebih dari itu, persahabatan seyogyanya bukan transaksi yang bisa ditukar dengan cinta. Sahabat memiliki sebuah arti yang melebihi cinta. Karena saat cinta hilang, maka sahabat selalu ada di saat tersulit dan pedihnya hidup.
Probolinggo, 24 April 2019
Biodata Peresensi
Agustin Handayani. Seorang mahasiswa akhir yang menjadi aktivis literasi daerah. Tergabung dalam FLP Probolinggo dan juga KomunLis Probolinggo.



No comments:

Post a Comment

Resensi Novel Ikan Kecil

Radar Madura, 16 Maret 2020 Menerima Takdir dan Belajar Kesabaran dari Cobaan Judul               : Ikan Kecil Penulis...