DenPost, Minggu, 3 Maret 2019
Image by I Made Sujaya
Sebuah
Rahasia untuk Kembali
Judul
: Turn Back
Penulis
: Azizahazeha
Penerbit
: Lumiere Publishing
Terbitan
: Cetakan Pertama, Desember 2018
Halaman
: 316 Halaman
Peresensi
: Agustin Handayani
Saat
kita mendengar kata ‘kembali’, apa yang terbersit dalam pikiran kita? Jelaslah
mengulang, berpulang dan juga rumah. Seperti itulah cerita dalam novel ini.
Novel yang berjudul Turn Back menjelaskan
bagaimana usaha Alden untuk bisa kembali pada Bening Citra Lentera, mantan
isterinya. Mereka berpisah dengan sangat tidak wajar hingga menyisakan banyak
sekali rahasia dan kejanggalan di dalamnya. Hal itulah yang membuat Alden
bertekad untuk mencari tahu semuanya saat kembali ke Jakarta, Indonesia.
New
York dan segala kemewahannya tidak akan pernah mampu membuat Alden melupakan
sosok Bening di hatinya. Maka dari itu, setelah ia sampai di Jakarta, ia
langsung melakukan pencarian untuk mencari mantan isterinya tersebut. Masih
banyak sekali pertanyaan yang membutuhkan jawaban dari Bening. Berminggu-minggu
ia mencari dan belum menemukan titik terang tentang keberadaan Bening. Bahkan social media terakhir aktif lima tahun
lalu. Alden benar-benar frustasi dibuatnya.
“Hidup
ini tanpamu hanyalah lakuna.” – Hal. 20
Beberapa
orang menganggap cinta adalah suatu zat yang tak berwujud, tetapi bisa mengisi
kekosongan di hati manusia. Itulah mengapa saat kita kehilangan cinta atau jauh
darinya, kita akan merasakan kekosongan yang terasa pekat. Alden merasakannya.
Ia merasa sepi dan entah perasaan apa lagi yang bersarang dalam hati dan
pikirannya. Keduanya sama-sama berkompromi dan malah membuatnya frustasi. Ia
sangat merindukan Bening. Dan saat semesta mempertemukan keduanya, kita sangat
paham bahwa dunia sangat sempit. Sesempit keberadaan Alden dan Bening yang
ternyata bekerja di satu gedung yang sama.
Azizahazeha
–penulis- seakan memberikan kita sebuah kunci untuk membuka pintu kenangan. Ia
memberikan kita banyak kata kunci dan membiarkan pembaca menebak ke mana jalan
cerita ini, dan seperti apa asal muasalnya. Hingga per bab, ia sedikit demi
sedikit memberikan sebuah penjelasan singkat sebelum menuju ke akhir cerita.
Konflik yang sangat kompleks menuurtku.
Bening
terpaksa meminta cerai kepada Alden lantaran perjanjiannya dengan ibu Alden
–Soraya-. Bening hamil saat bercerai dengan Alden. Dan masih banyak lagi
rahasia yang terungakap. Pengungkapan rahasia dipasang dengan porsi yang pas di
setiap Bab hingga tidak menyebabkan kebosanan dalam membaca. Di dua pertiga cerita, penulis memberikan lagi
sebuah kejutan yang bagaikan bom untuk pembaca. Kehadiran Ginanjar yang membuat
pembaca bertanya-tanya, ‘bagaimana
hubungan mantan suami isteri itu
–Ginanjar dan Soraya-? Rahasia apa lagi yang sedang disembunyikan oleh keduanya
dari anak-anak dan apa hubungannya dengan Bening?’
“Dia
berhak mendapatkan kebahagiaannya. Sudah terlalu banyak kesakitan yang dia terima. Mungkin selama ini kita
banyak berpikir kitalah yang paling menderita. Padahal kenyataannya, di antara
kita, dialah yang paling menderita.”- Hal.303
Saat
benang merah malah menyeret Mahira, Soraya, Alden, Bening, Andin, Ginajar Aldi,
dan Rexa dalam suatu hubungan yang penuh dengan rahasia, kita akan mengakui
begitu apiknya semesta mempertemukan semuanya dalam ruangan yang sempit. Saling
menyimpan rahasia antara satu orang dengan lainnya, dan saat rahasia itu
terbuka, pecahlah! Satu rahasia seakan membuka rahasia lainnya. Tidak ada
korban dan pelaku di dalamnya. Karena semua sama-sama berada dalam posisi masing-masing.
Terluka dan berkoban. Hanya karena masa lalu, mereka seakan tidak memiliki
alasan lain selain menjauh dan saling menenangkan pikiran.
Bagaimana
sebuah rahasia memang akan berpengaruh terhadap masa depan semua orang, Aizah
berhasil menyajikannya menjadi sebuah bacaan yang memikat. Kesan klise terhapus
dengan nyamannya alur yang mengalir. Datangnya tokoh-tokoh pendukung yang
memiliki sifat khas tersendiri seakan menjadi penghibur dan selingan dari tokoh
utama. Banyak hal menarik yang bisa kita dapatkan dari novel ini. Jadi,
alangkah baiknya, teruslah membaca, menyelami dan nikmati kisah ini.
Probolinggo,
19 Februari 2019
Biodata
Peresensi
Agustin
Handayani. Seorang perempuan kelahiran Probolinggo, 1996. Seorang mahasiswa
sekaligus pustakwan sekolah. Aktif dalam dunia literasi hingga tergabung dalam
Komunitas Menulis (KomunLis) dan Organisasi Forum Lingkar Pena (FLP)
Probolinggo. Sudah meluncurkan novel solonya yang berjudul Hey, I Love You
(2017), Petrichor (2018), dan beberapa antologi puisi dan cerpen.
No comments:
Post a Comment