Radar Cirebon edisi Sabtu, 2 Maret 2019
Image from Faris Al Faris
Misteri
Kawan dan Lawan
Judul
: The Lost Man
Penulis
: Sarah Ann
Penerbit
: Mizan
Terbitan
: Januari, 2019
Halaman
: 176 halaman
ISBN
:
978-602-420-732-8
Peresensi
: Agustin Handayani
The Lost Man, pertama
kali membaca dan melihat judulnya, mungkin beberapa orang akan beranggapan
tentang sosok lelaki yang hilang dan horror. Itu alami bagi semua orang jika
hanya menerjemahkan dari judulnya. Dan saat kita mulai membaca dan menyiapkan
diri menyelami ceriat sejak awal, kita pasti bertanya, apa maksud dan tujuan
penulis membuat judul ini? Siapa yang hilang? Bagian mana horornya dan apa
hubungannya dengan kisah keempat kawan yangs sering menghabiskan sorenya di
bale-bale desa.
“Jangan pernah lupa,
ya, Kawan! Jangan pernah menjadikan kawan sebagai lawan. Persahabatan kita
bukan satu-dua- hari. Delapan tahun bukanlah waktu yang cukup sebentar.” -Hal,
11
Seperti
yang kita tahu, waktu dapat mengubah semuanya. Dari kawan menjadi lawan. Pada
awal kisah, kita akan berkenalan dengan empat kawan yang masing-masing bernama,
Chandra, Edo, Hardi, dan Beni. Empat kawan dengan sifat masing-masing. Sarah
Ann, sebagai penulis novel fantasteen
ini, hanya memberikan kilasan singkat tentang keempat sahabat ini diawal kisah
saja. Selanjutnya, kisah akan berloncat pada terror terhadap seorang penguasa,
seorang gadis yang berprofesi sebagai model dan juga dua polisi yang melakukan
penyelidikan.
Alur
yang memang dicampur, kadang membuat kita bingung, namun tetap sukses
menumbuhkan rasa penasaran dalam diri masing-masing pembaca. Apa hubungan gadis
bernama Kiara dengan seorang lelaki yang kematiannya tidak diketahui oleh
siapa-siapa. Hal-hal mistis yang dialamai seperti taxi misterius,
makhluk-makluk halus yang sering datang seakan meminta bantuannya, dan hal aneh
lainnya hingga Kiara dan Aga berenca membantu hantu penasaran tersebut
sekaligus memecahakan misteri yang seakan berhubungan dekat dengan Kiara
sendiri.
“Tempat ini seperti
penjara mewah. Perawat di sini menganggap hampir semua pasiennya sama -mengidap
gangguan jiwa, stress, gila dan semacamnya.” – Hal. 98
Di
tengah cerita, kita akan diperkenalakan dengan satu tokoh lagi, Devi. Dari sini
kita tahu bahwa Devi adalah salah satu korban yang selamat dari pembunuhan
beberapa tahun silam. Saat itu, dia harus pura-pura mati agat pembunuh itu tak
menembaknya. Namun pada akhirnya, ia harus rela dibuang ke sungai dan ditemui
oleh warga hingga ia dianggap gila. Maka, pilihan pura-pura gila adalah pilihan
yang paling aman untuknya. Devi merasa, hingga saat ini pembunuh tersebut akan
terus mengejarnya.
Sebenrnya,
menurutku pribadi, Sarah Ann sangat sukses menyajikan sebuah cerita horror,
fantasi, dan juga bercampur dengan kemajuan teknologi. Di samping inti dari
cerita ini, aku benar-benar terpukau dengan bagaimana penulis bisa menjabarkan
dengan sangat detail alat-alat, kemajuan taknologi dan kecanggihannya. Seakan
semuanya memang nampak nyata, dan pembaca ikuta masuk ke dalam kisah ini.
Penulis
mencoba membuat sebuah garis besar kisah tentang pertemanan, ambisi, dan
bagaimana sifat hakiki manusia yang selalu merasa iri. Inilah yang dialami oleh
Herdi. Ketamakan telah membuatnya iri dan mengincar nyawa temannya sendiri.
Tanpa mau tahu bagaimana indahnya kisah mereka bersama di masa kanak-kanak,
kekayaan telah mengubur semua kenangan dan rasa empatinya. Pembunuhan dan
pencarian harta karun dimulai.
“Kamu dititipkan pesan
untuk selalu berhati-hati, jujur, dan tak terlena dengan omongan manis
seseorang.” – Hal 172
Banyak
pelajaran yang didapat setelah aku membiarkan diriku menjadi pembaca yang
menuntaskan kisah ini. Misteri yang tersaji dan bagaimana alur yang seakan
meloncat, lirih, dan kadang meneganggkan berhasil membuat kita paham, bahwa
itulah hidup. Kita bisa berjanji bahwa pada hari ini, kebajikan akan kita
pegang sampai esok. Namun, saat esok tiba. Waktu dan ketamakan bisa mengubah
kawan menjadi lawan. Bisa saja, musuhmu adalah mereka yang selalu berkata manis
di depannya. Nyatanya, dia adalah pisau tajam yang dapat menghunusmu dengan
keji.
The Lost Man, buku
yang mungkin bisa membawa semua pembaca untuk berhati-hati pada kawannya kali
ini. Namun, tetap saja kita harus menanamkan sifat bijak dan menjauhi tamak
agar terhindar dari kejahatan-kejahatan yang ditimbulkan oleh hati. Sangat aman
untuk dibaca oleh semua golongan agar mendapat pemahaman dari petualangan yang
menegangkan kali ini.
Probolinggo,
9 Februari 2019
No comments:
Post a Comment