Radar Madura, 8 Oktober 2019
Belajar Kuat dari Tekanan
Judul : Our Broken Fate
Penulis : Pricillia A. W
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbitan : Cetakan Pertama, 2019
Halaman : 232 halaman
ISBN : 978-602-06-2940-7
Peresensi : Agustin Handayani
“Meski banyak kesedihan dan luka yang harus kuhadapi, kehidupan tetap berjalan, bukan?” –Hal. 96
Hampir sama
seperti kisah Romeo dan Juliet yang lahir di keluarga dengan permusuhan yang
kental, novel Our Broken Fate ini pun memiliki alur yang hampir serupa. Novel
yang dibagi menjadi tiga bagian dengan sudut pandang tokoh berbeda di setiap
bab benar-benar membuat kita tahu secara menyeluruh apa yang dirasakan setiap
tokoh. Penulis bukan saja membumbui cerita romance ini dengan sebuah dendam
dari dua keluarga yang berbeda, tapi juga ada arti kehilangan dan pengorbanan
untuk bersama.
“Yang aku tahu dari pengalamanku, kita merasa benar-benar mencintai seseorang jika kita memberi seluruh cinta kita pada orang yang kita cintai. Bukan mencari cinta pada orang itu.” –hal 29
Kisah novel
ini dimulai dengan Samudra Banyu Diwangga terhadap Cahaya Aruna, perempuan yang
lahir dari rival keluarga besarnya. Dendam turun temurun yang seakan diwarisi
oleh keturunan setelahnya seakan mendarah daging. Belum lagi dengan kematian
dan kehilangan yang seakan silih berganti. Hal itu juga dialami oleh Sam dan
Aya yang masih menginjak usia remaja. Di tengah pertikaian dendam antara
keluarga, mereka masih bersama dan saling menguatkan.
Namun,
seperti takdir yang seakan mempermainkan mereka dalam sebuah penderitaan tiada
akhir, Sam sadar bahwa kebersamaan mereka hanya akan membuat mereka menjadi
target bergilir sebagai korban dendam selanjutnya. Sudah cukup memiliki ibu
yang ambisius pada kekuasaan, keluarga Millen yang mengancamnya menjauhi Aya,
nyatanya kematian Langit –kakak satu-satunya- membuat Sam memutuskan pergi dan
meninggalkan Aya dan semua hal tentang keluarga besarnya. Proses pengasingan
diri yang ia lakukan agar tidak semakin membuat sekitarnya runyam. Namun hal
yang tidak Sam sadari bahwa ada hati yang terluka di tengah kehilangan.
“Pada akhirnya selalu ada pengorbanan yang mengakhiri sebuah kisah. Baik itu dilakukan si tokoh baik maupun tokoh antagonis.” –Hal. 200
Novel ini
cukup menegangkan dalam genre romantis. bagaimana dua keluarga yang saling
berselisih dengan dendam masing-masing dan ketamakan dalam kekuasaan. Bumbu
yang cukup serius untuk sebuah novel percintaan. Namun, cukup menarik mengingat
hal-hal tentang perjuangan Bastian agar Aya mau menatapnya, pengorbanan Sam
agar Aya tidak ikut terlibat, dan bagaimana akhirnya kehilangan mengajarkan
untuk terus bangkit dan berdiri dengan kaki sendiri seperti yang dialami oleh
Laura.
Novel ini
juga cukup mengajarkan kita bahwa orang tua selalu memiliki cara sendiri untuk
menyayangi dan melindungi anaknya. Meski kadang bersikap tegas dan menyebalkan,
orang tua selalu tidak ingin anaknya berada di poisi yang sulit. Juga pelajaran
bahwa sesuatu yang dilakukan dengan cara kotor, nyatanya tidak akan membuahkan
hasil yang bahagia.
Dan sebagai
penutup novel ini, Kisah Penguasa Cahaya dan Penguasa Air menjadi akhir yang
manis.
Probolinggo,
14 September 2019
Agustin
Handayani.
Anggota FLP Probolinggo dan KOMUNLIS Probolinggo.
No comments:
Post a Comment