doc. Kabar Madura, 10 Oktober 2019
Sumber. Anam
Misteri Kota Dudleytown dan Biola Tua
Judul :
Knock! Knock! ; who is there?
Penulis :
Esa Khairina
Penerbit :
Fantasteen, Mizan
Terbitan :
Cetakan Pertama, 2019
ISBN :
978-602-420-804-2
Peresensi :
Agustin handayani
Semua orang percaya bahwa bukan
hanya mahluk hidup saja yang menghuni bumi, melainkan juga mahluk tak kasat
mata yang juga menjalani aktivitas bersama kita. Mereka-mereka yang berkeliaran
dengan kisah pra mati yang beragam. Beberapa percaya, bahwa dunia memiliki
lapisan yang menghubungkan dunia manusia, arwah, hingga menjadi penghuni surga
dan neraka. Hal inilah yang mungkin diyakini penulis bernama Esa Khairina
tersebut.
Lewat novel Fantasteen yang
dikarangnya dengan judul Knock! Knock ; who is there, penulis menceritakan
bagaimana dunia-dunia tersebut. Edisi Deluxe ini terbagi menjadi dua cerita
yang sama-sama mampu membuat siapapun merinding dan ikut masuk ke sebuah portal
alam tersebut.
Cerita pertama dibuka
dengan judul yang sesuai di buku sampulnya. Knock Knock; who is there. Berkat
tugas Sejarah dari guru yang paling menjengkelkan, Dr. Higgins, tiga siswa
harus memutar otaknya untuk membuat film dokumentasi tentang apa pun di
Connecticut. Hingga ide untuk mengangkat sebuah kota yang mati lebih dari 70
tahunan. Sebuah kota dengan kemistisan yang sangat kental. Bahkan dikabarkan
ada sekitar 101 orang yang hilang di sana dan hanya seperempatnya yang
ditemukan dalam keadaan tewas mengenaskan. Kota itulah yang akan Dante, Owen,
dan Skylar kunjungi untuk tugas sejarah mereka.
“Dudleytown tidak menjadi kota mati tanpa alasan, bukan?” – Hal. 39.
Setelah Tate ditangkap dan
dieksekusi, tidak ada yang berani tinggal di Dudleytown. Mereka menganggap kota
itu mengandung kutukan. Karena setiap tetangga di sekitar rumah Tate akan mati
dengan cara yang mengenaskan, entah bunuh diri atau dibunuh. Tate dan kota itu
seakan menjadi sebuah misteri yang tidak pernah tersingkap selama puluhan tahun
hingga membuat Dante, Owen, dan Skylar menerobos masuk ke dalam kota terlarang
itu. Di sanalah mereka seakan mengenal Tate lebih dekat. Rumah dengan bau anyir
darah, debu yang beterbangan, jebakan yang membuat siapapun celaka, hingga
rahasia yang tidak pernah terkuat ke permukaan membuat mereka harus memilih,
mundur atau terus lanjut untuk sebuah kebenaran atas kota ini.
Kutukan dan pengabdian
dengan setan dan para arwah. Keberanian dan tekad yang kuat membuat mereka
semua berada pada akhri dari kota mati tersebut.
Meloncat ke cerita yang
kedua, penulis langsung mengajak kita ke Vienna, Austria. Seorang bernama Eureka
Bernstein, seorang pemain biola yang mendapatkan beasiswa di Musikschdule
Mozart. Di sanalah ia mengalami semua keanehan sejak menghuni kamar 31 yang
sejak dulu ditutup karena mengalami sebuah pengalaman yang mengerikan. Seakan
mengulang kisah yang baru, sejak Eureka mengalami kejadian yang mengerikan dan
membuatnya merenggang nyawa, hingga dengan sedikit keajaiban membuatnya
terbangun dari kematian. Namun karena kejadian itulah, Eureka tidak pernah sama
lagi. Seperti indigo, ia bisa melihat semua makhluk yang berada di dekatnya.
Bukan hanya itu, ia bisa masuk ke dalam cerita Ethel yang memiliki kisah hampir
sama dengannya. Semakin menyelami kisah tersebut, Eureka semakin dibuat
kepayahan dengan sikap Ethel yang seakan mengajaknya bermain-main di portal
kematian. Bagiamna dendam Ethel tersebut yang selalu memainkan nyawa orang
terdekat Eureka. Hingga Eureka sendiri harus benar-benar menjaga sahabat dan
orang yang dicintainya daeri dendam Ethel. Terutama menghancurkan portal
penghubung dunia tersebut.
“Tak ada luka yang tak bisa
disembuhkan waktu.” –hal. 301
Cerita yang benar-benar
memacu adrenalin. Bagaimana sebuah misteri yang disajikan dengan apik oleh
penulis. Alur yang benar-benar rapi dan mampu membuat pembaca hanyut di
dalamnya. Dante, Skylar,Owen, dan Eureka. Jika bukan dengan kebernian mereka
menghadapi alam lain yang penuh mistis dengan mahkluk halusnya, mungkin tidak
akan ada sebuah kebenaran yang terungkap. Lebih dari itu, cerita ini tidak akan
terasa hidup tanpa tokoh-tokoh pemberani lewat tangan penulis. Novel ini sangat
cocok bagi mereka yang percaya bahwa kita memiliki banyak teman tak kasatmata
di sekitar ini.
Probolinggo,
5 Oktober 2019
Agustin Handayani. Aktivis literasi daerah yang tergabung dalam FLP
Probolinggo dan KomunLis.
No comments:
Post a Comment