Misteri
Makhluk yang Bersemayam dalam Danau
Judul
: Lurkers
Penulis
: Putri Saskia
Penerbit
: DAR! Mizan
Terbitan
: Cetakan Pertama, Juni 2018
Halaman
: 184 Halaman
ISBN
: 978-602-420-607-9
Peresensi
: Agustin Handayani
“Markas
di dalam hutan terlalu berbahaya.” –Hal. 31
“Memang
baru dua bulan kita di sana, tapi banyak sekali kenangannya.” – Hal. 32
Dalam
seri fantasteen kali ini, kita akan menikmati sebuah cerita dari tiga sekawan.
Greg, Jordan, dan juga Jerome. Tiga sekawan dengan sebuah markas yang berada di
sebuah hutan, sangat dekat sekali dengan sebuah danau yang sangat hijau. Markas
tersebut dikelilingi oleh pohon mahoni yang tampak menjulang tinggi. Sangat
strategis dan nyaman untuk menjadi markas tempat tiga sekawan ini berkumpul.
Ada banyak kenangan yang tak mampu dielakkan oleh masing-masing. Dari mereka
yang menyiapkan segala barang untuk mengisi markas, merenovasi hingga menjadi
tempat bercanda bersama. Dan adakah hal yang mampu mengubur kenangan berarti
itu?
Penulis
yang bernama Putri Saskia ternyata memberikan sebuah misteri pada tiga sekawan
ini. Berawal dengan kematian anjing kesayangan dari Sammy yang hanya tersisa
kepala saja. Inilah awal permulaan dari sebuah masalah pembunuhan yang
terbilang cukup sadis. Apakah benar ini
ulah manusia? Lantas bagaimana dengan lendir yang berbau amis di sisa tubuh
korban?
Leviathan adalah iblis
Tinggal di lautan luas sebagai moster
Dan neraka yang panas ada di dalam mulutnya
(hal. 96)
Mereka
memberi nama makhluk berlendir itu Leviathan. Makhluk berlendir dengan
regenerasi yang cepat, tidak mempan ditembak dan bergerak sangat cepat. Makluk
inilah dalang dari terbunuhnya anjing Cooper beberapa waktu lalu. Sebuah
keingintahuan mereka bertiga ternyata membawa mereka pada maut yang siap
menjempput saat itu juga. Dan Jerome adalah salah satu korban manusia pertama
dalam cerita ini setelah seekor anjing. Keambisian semakin merajai dua sekawan
yang tersisa.
Penulis
memberikan kita para tokoh-tokoh kuat dengan ambisi masing-masing. Si Serigala Muda yaitu Jordan dan Si
Tenang, Greg. Misteri dan keinginan membalas dendam pada makhluk yang
membunuh sahabat mereka semakin besar.
Memang
tidak bisa masuk di nalar makhluk seperti ini. Pembaca pun dibuat
bertanya-tanya bagaimana dan masuk ke dalam jenis apa makluk hidup ini dalam
tingkatan makluk hidup? Sedangkan makhluk ini hanya terdiri dari lendir yang
bermulut dengan tubuh yang tidak beraturan. Sedangkan bila kita menebak ini
adalah ubur-ubur, jelas semakin tidak masuk akal. Penulis seakan memfantasikan
sendiri imajinasinya hingga membuat sebuah spesies baru.
“…
ditambah fakta, bahwa dia punya banyak lendir untuk melumasi tubuh, tidak bisa
bertemu cahaya senter dan mobil. Mungkin bukan cahaya, lebih tepatnya panas.”
–Hal. 176
Dan
penulis memberikan sebuah pembelajaran yang berarti untuk kita tetang sebuah
ambisi, kekuatan dan keberanian. Dalam cerita ini, penulis seakan meyuratkan
bahwa dalam menjalani sesuatu kita harus bisa setenang Greg dan berpikir jauh
hingga membuah sebuah hasil yang fantastis. Dibeberapa kesempatan, kita bisa
meniru bagaimana Jerome yang bisa melawan ketakutannya untuk berenang, dan ada saatnya
kita harus berani untuk mengabil keputusan di keadaan tersempit seperti yang
Jordan lakukan untuk membantu Pharen dan Paman Carl.
Sejauh
ini, Lurkers menjadi sebuah misteri dalam pemikiranku. Bagaimaan bisa penulis
mengelola imajinasinya dengan keliaran
dan tak luput memberikan sebuah pembelajaran yang tak tersirat.
Probolinggo, 14 Januari 2019
Biodata
Peresensi
Agustin
handayani. Mahasiswa kelahiran Probolinggo, 1996. Penggiat literasi daerah dan
anggota Forum Lingkar Pena Probolinggo.
No comments:
Post a Comment