Pangeran Monyet

Yani, Just it



Mungkin sedikit banyak orang-orang telah tahu kisah Pangeran Kodok. Siang ini, saya ingin mengisahkan Pangeran Monyet.

Pangeran Monyet dulunya adalah pangeran yang tampan, gagah dan menjadi idaman Para Puteri. Akan tetapi, Pangeran memiliki sifat buruk, yaitu pelit. Ia tak mau berbagi pada sesama bahkan adiknya sendiri.

Hingga suatu hari, Pangeran bertemu seorang nenek tua yang ringkih. Nenek itu terlihat sangat kelaparan. Sedangkan Pangeran terlihat acuh sambil terus makan apel ditangannya.

"Percuma wajahmu rupawan bila akhlakmu rendahan. Kau akan menjadi monyet hingga kau bisa melakukan kebaikan!" kutuk Nenek tersebut.

Pangeran berteriak tak terima, hingga tiba-tiba badannya mengecil dan suaranya berubah ....

"Uuaak uu aak,"

Pangeran sedih. Meskipun begitu ia tetap pelit dan enggan berbagi pisang dan buah dengan temannya.

Hingga suatu hari, seorang Puteri bernama Ell tengah duduk termenung di taman rumahnya. Di taman tersebut tengah tumbuh pohon mangga yang berbuah lebat.

"Ah, andai ada buah mangga yang jatuh. Aku ingin sekali makan rujak mangga," ucapnya dengan wajah setengah melamun.

Pangeran Monyet yang berada di atas pohon tersebut mendengar ucapan sang Puteri, hanya saja ia tak peduli. Ia masih asyik memetik beberapa buah mangga di dekatnya. Hingga seekor semut tanpa sengaja menggigit kaki Pangeran.

"Uuuaaak uuaaak." Teriakan Pangeran Monyet kesakitan karena si Semut. Ia marah-marah pada semut yang dengan tak bertanggung jawab pergi meninggalkan Pangeran.

Dug.

Sebuah mangga jatuh di dekat sang Puteri. Puteri Ell sangat girang melihat buah tersebut. Ia menengadahkan kepala ke atas dan melihat seekor monyot yang tengah menggaruk kaki dan kepalanya. (Kutuan mungkin 🤣)

"Terima kasih, Monyet," ucap Puteri Ell tulus dan langsung menuju ke dalam rumah. Ia tak sabar membuat rujak mangga.

Sementara si Pangeran Monyet hanya melongo dan mengumpat kesal. Mangganya berkurang satu. Tiba-tiba, Pangeran Monyet merasakan perubahan pada tubuhnya. Kaki dan tangannya memanjang. Tubuh yang tak sampai satu meter tiba-tiba bergetar dan membesar.
Kutukan terlepas.

Pangeran tercengang. Ia mengira akan sangat sulit untuk lepas dari kutukan tersebut. Akan tetapi, hanya karena sebuah kebaikan tak disengaja yang ia lakukan, kutukan itu sudah bebas. Akhirnya, Pangeran kembali ke Kerajaan dan berjanji akan menjemput Puteri tadi agar menjadi Permaisurinya.

Probolinggo, 11 07 2018

No comments:

Post a Comment

Resensi Novel Ikan Kecil

Radar Madura, 16 Maret 2020 Menerima Takdir dan Belajar Kesabaran dari Cobaan Judul               : Ikan Kecil Penulis...