Entah kenapa malam ini saya ingin sekali membaca ulang (re-read) salah satu novel dari Hara Hope. Setelah saya timang-timang seperti menimang adikku sayang, saya memilih novel "Love In Twinlight." Akhirnya kira-kira setengah jam, saya selesai membaca kisah dalam novel tersebut.
Judul : Love In Twilight
Penulis :
Hara Hope
Jumlah
halaman :224 halaman
Tahun Terbit
: 2016
Penerbit :
Gramedia
Novel ini adalah seri kedua dari novel “Summer
Triangel”, yang menceritakan kisah Rio dan Vega. Di novel Love In Twilight ini
dimulai dari seorang Rio yang dikabarkan tewas ternyata kembali hidup. Seakan ia
diberikan sebuah kesempatan kedua. Dalam kesempatan kedua ini, diceritakan Rio
mencoba memperbaiki diri. Namun memang tak mudah. Dalam setiap usaha selalu ada
saja kendalanya. Rio yang dulunya terkenal Badung
di sekolahnya akan selalu melekat cap tersebut.
Masalah Rio
dan Vega sendiri, menurut saya adalah kisah yang klise namun sangat apik dalam
pembawaan emosi para tokoh. Bagaimana Rio yang selalu berusaha membuat seorang
Vega yakin tentang perasaannya, bagaimana usaha Rio membuat vega bahagia bahkan
rela menipu temannya dengan mengatakan bahwa Vega ulang tahun sehingga
teman-temannya tersebut mau memberikan tontoonan gratis gerhana bulan.
“Malah
kepercayaan diriku yang mulai hilang. Aku akhirnya sadar kalau aku tidak pernah
bisa menandingi Sophi.” (Hal. 134)
Kisah cinta
yang rumit antara Vega dan Rio bisa membuat pembaca seakan gemes sendiri. Belum
selesai dengan kenyataan Rio yang di penuhi bayangan Sophi, setelah itu
bertambah dengan Nina yang juga mencintai Rio. Disini karakter Vega yang sangat
menonjol dengan emosinya. Bagaimana rasa frustasi Vega saat ia harus dikalahkan
oleh seorang yang telah tiada namun kenangannya selalu melekat dalam pikiran
Rio. Bagaimana juga saat ia harus menghadapi kenyataan bahwa sahabatnya sendiri
menyukai lelaki yang sama sepertinya. Bahkan pernah sesekali, Vega lelah dan
menyerah.
“Aku harus
melihat, mendengar, dan merasakan lewat inderaku. Ternyata keputusanku benar. Aku
bisa meliht dengan mata kepala sendiri kmau dan Nina … berpelukan.” (Hal. 222)
“Ya, seperti
twilight. Ada siang, ada malam, dan
ada twilight. Ada suka, ada duka, dan ada transisi.” (Hal.
223).
Novel remaja
karangan Hara Hope ini memang sangat bagus dan cocok untuk semua kalangan
remaja yang sangat suka Baper. Banyak
adegan-adegan bahkan kata-kata yang sangat mengena dalam hati. Bahkan apa yang
kita pikirkan tentang cinta mungkin akan berubah. Kita tak akan selalu
memandang cinta dengan itu-itu saja. Namun lebih dari itu, cinta memiliki
transisi antara suka dan duka. karena itulah twilight.
Selesai.
Salam Hangat, Nay
Wow aku senang membaca resensimu, Nay. Aku pribadi jadi ingin baca lagi L.I.T. sebagai reminder tentang makna twilight di hidup kita. Makasih atas resensinya ya 😊
ReplyDelete