Radar Cirebon, Sabtu 7 September 2019
Pembullyan dan
Dendam Paling Kejam
Judul
: Cermin Tak Pernah
Berdusta
Penulis
: Mira W.
Penerbit
: Gramedia Pustaka Utama
Terbitan
: Cetakan Pertama, 2019
Halaman : 176 Halaman
ISBN : 9786020621036
Kategori : Novel
Peresensi
: Agustin Handayani
“Masa remaja memang masa yang sangat indah, sekaligus kejam.” –Hal. 46.
Berbicara
tentang masa remaja yang pasti dilalui oleh semua orang tanpa terkecuali,
memang mampu memiliki banyak hal yang menarik untuk dibahas. Masa di mana kita
semua mempersiapkan diri dari peralihan kanak-kanak ke masa dewasa muda. Dalam
masa itu, pikiran kita semakin tajam dan menangkap apa pun di sekitar dengan
lebih peka. Pada masa itu pula, perasaan remaja akan sangat sensitive.
Seperti
yang diceritakan dalam tokoh novel ini. Seorang remaja bernama Kavela yang
digambarkan dengan manusia buruk rupa. Wajah yang tak cantik, mata sipit, dan
tubuh yang kurus kerempeng. Pada masa ini, kebutuhan untuk terlihat cantik dan
mencolok memang sangat besar. Seperti yang Kavela alami. Karena tubuh yang
tidak mendukung itu, sering kali kepercayaan dirinya turun dratis hingga ia
bersikap apatis pada sekitar. Sebenarnya ia tidak akan apatis atau trauma jika
sekitarnya terutama teman-temannya tidak memperlakukan Kavela sedemikian jahat,
atau kerap kita kenal dengan kasus bullying.
Pembullyan
yang awalnya hanya dilakukan dengan niat iseng dan main-main, lama kelamaan
akan berlanjut ke tahap-tahap berikutnya yang pasti lebih ektrim. Para pelaku
yang melakukan aksi tersebut merasa mendapatkan kepuasan sendiri, sedangkan
korban hanya diam dengan ketakutan yang luar biasa, bahkan bisa jadi trauma.
Itulah yang Kavela alami. Ia sampai tidak masuk sekolah beberapa hari karena
takut di bully oleh teman-teman populernya. Mereka menindas yang lemah tanpa
tahu bahwa korban akan membawa lukanya hingga dia dewasa.
“Karena alam hanya memberikan yang jelek-jelek untukku.” –Hal123
Beberapa
tahun berikutnya, Kavela yang sudah tidak ingin dibully terus menerus, berusaha
memperbaiki diri. Mulai dari mempercantik diri dengan operasi hampir di semua
bagian tubuhnya, membangun usaha yang menjadikannya sebagai pengusaha sukses,
dan mengganti nama. Ia seakan ingin
mengubur Kavela yang jelek bersama dengan penampilannya yang sudah berubah.
Novela Karmalita.
Peruabahan
dratis itu juga bersamaan dengan perubahan sikap dan hatinya. Nuraninya seakan
terkunci oleh dendam yang ia pendam sejak remaja. Pada semua orang-orang yang
menyakitinya dan menjadikan dirinya mainan, Kavela seakan menandai semua orang
itu satu per satu.
Dengan
bantuan Roni –kutu busuk yang diam-diam selalu berada di sampingnya- Kavela
bisa bermain dengan takdir orang-orang yang di dendamnya. Membalas semua air
mata, kesakitan, dan trauma yang ditimbulkan mereka dulu. Meski Roni sudah
berkali-keli memperingatkannya untuk berhenti. Karena balas dendam tidak akan
membuat hidup kita tenang.
“Ternyata, malapetaka tidak datang sendirian. Karena dibalik bencana, biasanya ada berkat.” –Hal.171
Novel
yang tidak benar-benar ringan bagi remaja. Bukan kisah cinta yang diangkat oleh
novel karangan Mira W ini. Melainkan sebuah akibat dari pembullyan dan
kepercayaan diri. Kisah Kavela menjadi sorotan dalam novel ini. Selain karena
perubahan sikap yang membuat pembaca ikut larut ke dalam perasaan tokoh, Kavela
memberikan banyak sekali pelajaran di dalamnya.
Peran
Roni sebagai seorang sahabat juga ikut andil dalam cerita ini. Lelaki yang
dulunya dijuluki kutu busuk ini selain menjadi lelaki dewasa yang mapan dan
sukses, ia juga selalu mendukung Kavela hingga mencapai semua kesuksesan ini.
Roni pulalah yang selalu mengingatkan Kavela untuk tidak mendendam pada masa
lalu. Karena bagaimanapun saat itu mereka semua hanya remaja dengan tingkah
yang belum matang.
Novel
yang sangat cocok dibaca untuk remaja dan dewasa muda, menurut saya. Karena
novel ini bisa menjadi acuan sebuah tindakam main-main yang berujung dendam.
Pengingat untuk selalu menghargai orang lain dan membangun percaya diri yang
tinggi.
Probolinggo, 24 Agustus 2019
Agustin
Handayani. Anggota Forum Lingkar Pena Probolinggo dan KomunLis Probolinggo.
No comments:
Post a Comment